Senin, 08 Oktober 2018

Makalah Daur Biogeokimia

Makalah



EKOLOGI PERAIRAN



“DAUR BIOGEOKIMIA

Dosen pembimbing: Dr. Ani Suryanti S.Pi,M.Si



Hasil gambar untuk logo umrah




Di susun oleh:


DEWI RUTH NAINGGOLAN         NIM :170254245010
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2018








KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Daur Biogeokimia” yang menurut penulis dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajarinya.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon memaklumi bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang penulis buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini penulis mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.



Tanjungpinang, 30 Oktober  2018




Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ekologi biasanya didefinisikan sebagai ilmu tentang interaksi antara organisme - organisme dan lingkungannya. Berbagai ekosistem dihubungkan satu sama lain oleh proses-proses biologi, kimia, dan fisika. Masukan dan buangan energi, gas, bahan kimia anorganik dan organik dapat melewati batasan ekosistem melalui perantara faktor meteorologi seperti angin dan presipitasi, faktor geologi seperti air mengalir dan daya tarik dan faktor biologi seperti gerakan hewan. Jadi, keseluruhan bumi itu sendiri adalah ekosistem, dimana tidak ada bagian yang terisolir dari yang lain. Ekosistem keseluruhannya biasanya disebut biosfer.
Biosfer terdiri dari semua organisme hidup dan lingkungan biosfer membentuk “shell” (kulit), relatif tipis di sekeliling bumi, berjarak hanya beberapa mil di atas dan di bawah permukaan air laut. Kecuali energi, biosfir sudah bisa mencukupi dirinya sendiri, semua persyaratan hidup yang lain seperti air, oksigen, dan hara dipenuhi oleh pemakaian dan daur ulang bahan yang telah ada dalam sistem tersebut.

Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang berupa unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan materi dasar makhluk hidup dan tak hidup. Siklus biogeokimia atau siklus organikanorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik.
Semua yang ada di bumi ini baik mahluk hidup maupun benda mati tersusun oleh materi. Materi ini tersusun atas unsure-unsur kimia antara lain karbon (C), Oksigen (O), Nitrogen (N), Hidrogen (H), dan Fosfor (P). Unsur-unsur kimia tersebut atau yang umum disebut materi dimanfaatkan produsen untuk membentuk bahan organik dengan bantuan matahari atau energi yang berasal dari reaksi kimia. Bahan organik yang dihasilkan merupakan sumber energi bagi organisme. Proses makan dan dimakan pada rantai makanan menngakibatkan aliran materi dari mata rantai yang satu ke mata rantai yang lain. Walaupun mahluk hidup dalam satu rantai makanan mati, aliran materi akan tetap berlangsung terus. Karena mahluk yang mati tersebut diurai oleh dekomposer yang akhirnya akan masuk lagi ke rantai makanan berikutnya. Demikian interaksi ini terjadi secara terus menerus sehingga membentuk suatu aliran energi dan daur materi.
Mahluk hidup, terutama tumbuhan ikut mendapat pengaruh yang cukup signifikan dari suplai hara dan energi. Di alam, semua elemen-elemen kimiawi dapat masuk dan keluar dari sistem untuk menjadi mata rantai siklus yang lebih luas dan bersifat global. Namun demikian ada suatu kecenderungan sejumlah elemen beredar secara terus menerus dalam ekosistem dan menciptakan suatu siklus internal. Siklus ini dikenal sebagai siklus biogeokimia karena prosesnya menyangkut perpindahan komponen bukan jasad (geo), ke komponen jasad (bio) dan kebalikannya. Siklus biogeokimia pada akhirnya cenderung mempunyai mekanisme umpan-balik yang dapat mengatur sendiri (self regulating) yang menjaga siklus itu dalam keseimbangan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud daur biogeokimia?
2.      Apa fungsi daur biogeokimia dalam suatu ekosistem?
3.      Bagaimana proses terjadinya siklus sulfur?
4.      Bagaimana proses terbentuknya hujan asam terkait dengan siklus sulfur?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian daur biogeokimia dan bagaiman siklusnya dalam kehidupan.
2.      Untuk mengetahui fungsi dari daur bioigeokimia.
3.      Untuk mengetahui siklus sulfur dalam suatu ekosistem.
4.      Untuk mengetahu proses terbentuknya hujan asam terkait dengan siklus sulfur.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Daur Biogeokimia
Tanah dibutuhkan oleh tumbuhan untuk keberlangsungan hidupnya. Selain sebagai tempat untuk menancapnya akar, tanah jugamerupakan tempat tanaman untuk memperoleh unsur hara seperti :Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium(K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S), Besi (Fe), Mangan(Mn), Boron (B), Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor(Cl).
Berdasarkan jumlah kebutuhannya bagi tanaman, unsur hara dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:
1.      Unsur Hara MikroUnsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanamandalam jumlah yang sedikit (< 500 ppm). Unsur hara mikro diperlukantanaman kurang dari 10 mmol per berat kering tanaman. Unsur haramikro meliputi Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Molibdium(Mo),    
Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl).
2.      Unsur Hara MakroUnsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak (> 500 ppm) kekurangan unsur hara makro dapat menimbulkan gejala defisiensi pada tanaman, tidak bisa digantikan oleh unsur hara makro lain. Unsur hara makro diperlukan tanaman >10 mmol per berat kering tanaman. Unsur hara makro meliputi Nitrogen (N), Fosfat (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S).
Karena itu, unsur-unsur seperti karbon, nitrogen, fosfor, belerang, hidrogen, dan oksigen adalah beberapa di antara unsur yang penting bagi kehidupan. Unsur-unsur tersebut diperlukan oleh makhluk hidup dalam jumlah yang banyak, sedangkan unsur yang lain hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Meskipun setiap saat unsur-unsur yang ada tersebut dimanfaatkan oleh organisme, keberadaan unsur-unsur tersebut tetap ada. Hal tersebut dikarenakan, unsur yang digunakan oleh organisme untuk menyusun senyawa organik dalam tubuh organisme, ketika organisme-organisme tersebut mati, unsur-unsur penyusun senyawa organik tadi oleh pengurai akan dikembalikan ke alam, baik dalam tanah ataupun dikembalikan lagi  ke udara. Jadi, dalam proses tersebut melibatkan makhluk hidup, tanah, dan reaksi-reaksi kimia di dalamnya.
Siklus biogeokimia atau siklus organikanorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia.
Daur biogeokimia terjadi sejak munculnya makhluk hidup pertama kali di bumi. Daur biogeokimia mendukung proses berlangsungnya kehidupan. Makhluk hidup dapat memperoleh zat dari lingkungannya, melakukan pertukaran zat, serta membuang zat-zat yang tidak berguna ke lingkungannya. Jika daur ini terhenti, proses kehidupan juga berhenti. Jadi, kelancaran daur biogeokimia penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup.
B.     Fungsi Daur Biogeokimia
Fungsi Daur Biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di Bumi baik komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga. Dengan adanya daur biogeokimia, unsur-unsur kimia yang penting bagi keberlangsungan hidup makhluk hidup tetap ada di Bumi untuk terus dimanfaatkan oleh makhluk hidup dalam suatu siklus. Jika daur ini terhenti, maka proses kehidupan juga berhenti, karena itu kelancaran daur biogeokimia sangat penting bagi keberlangsungan hidup makhluk hidup di Bumi.

C.     Daur Sulfur

Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa dan tak berbau. Belerang, dalambentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral-mineral sulfide dan sulfate.
Secara ringkas, fungsi belerang pada tanaman adalah sebagai berikut (Anonim,2004) :
1.      Bahan makanan utama untuk memproduksi protein
2.      Membentuk dan mengaktifkan enzim proteolytic danvitamin
3.      Membantu pembentukan klorofil
4.      Memperbaiki pertumbuhan akar dan produksi bibit
5.      Mempercepat perkembangan akar
6.      Membantu pertumbuhan cepat tanaman dan tahan terhadap dingin
7.      Sintesis asam amino: Cystine, Cysteine, Methionine
8.      Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap temperaturrendah (dingin)
Belerang (sulfur) merupakan unsur penyusun protein. Tumbuhan mendapatkan belerang dari dalam tanah dalam bentuk sulfat ( ). Di dalam tubuh tumbuhan belerang dari dalam tanah digunakan sebagai penyusun protein. Hewan dan manusia mendapatkan belerang dengan jalan memakan tumbuhan. Jika tumbuhan dan hewan mati, jasad renik akan menguraikannya lagi menjadi gas  atau menjadi  dan .
Secara alami, belerang terkandung di dalam tanah dalam bentuk mineral tanah. Beberapa gunung berapi, misalnya Gunung Arjuno di Jawa Timur, mengeluarkan belerang yang kemudian ditambang menjadi batangan belerang. Selain itu, belerang di udara juga berasal dari sisa pembakaran minyak bumi dan batu bara, dalam bentuk . Gas  banyak dihasilkan oleh asap kendaraan dan pabrik. Jika bereaksi dengan uap air hujan, gas tersebut berubah menjadi sulfat, yang jatuh di tanah, sungai, atau lautan. Selanjutnya, sulfat tersebut dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan atau alga air.
Ketika gas sulfur dioksida yang berada di udara bersenyawa dengan oksigen dan air, akan membentuk asam sulfat yang ketika jatuh ke tanah akan menjadi bentuk ion-ion sulfat ( ). Kemudian ion-ion sulfat tadi akan diserap oleh tumbuhan untuk menyusun protein dalam tubuhnya. Ketika manusia atau hewan memakan tumbuhan, maka akan terjadi perpindahan unsur belerang dari tumbuhan ke tubuh hewan atau manusia. Ketika hewan atau tumbuhan mati, jasadnya akan diuraikan oleh bakteri dan jamur pengurai dan menghasilkan bau busuk, yaitu gas hidrogen sulfida ( ) yang akan dilepas ke udara dan sebagian tetap ada di dalam tanah. Gas hidrogen sulfida yang ada di udara akan bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur dioksida ( ), dan yang di tanah oleh bakteri tanah akan diubah menjadi ion sulfat ( ) dan senyawa sulfur dioksida ( )yang nanti akan diserap kembali oleh tumbuhan.
Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat ( ) menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur dioksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.
Dalam daur belerang mikroorganisme yang bertanggungjawab transformasi adalah sebagai berikut:
1.      H2S           S        SO4 ; bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu
2.      SO4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio.
3.      H2S → SO4 (Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli
4.       S organik → SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik aerobik dan aerobik.
D.    Hujan Asam
Selain proses tadi, manusia juga berperan dalam siklus sulfur. Hasil pembakaran pabrik membawa sulfur ke atmosfir. Ketika hujan terjadi, turunlah hujan asam yang membawa H2SOkembali ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan perusakan batuan juga tanaman.
Hujanasamdiartikansebagaisegalamacamhujandengan pH di bawah 5,6.Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil sertanitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yangmudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadarkeasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman(wikipedia.org/wiki/Hujan_asam)
Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia). Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
Hujan asam dapat terbentuk dari proses reaksi gas yang mengandung sulfat. Sulfat dioksida (SO2) yang bereaksi dengan Oksigen (O2) dengan bantuan dari sinar ultraviolet yang berasal dari sinar matahari.

BAB III
PENUTUP
Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan:
A.    Siklus biogeokimia adalah aliran ion ataupun molekul dari nutrien yang dipindahkan dari lingkungan ke organisme (komponen hidup) dan dikembalikan lagi ke komponen tak hidup (abiotik). Siklus tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi jugs melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia.
B.     Salah satu siklus kimia yang penting adalah siklus sulfur. Adanya siklus sulfur membuat ketersediaan sulfur di bumi tetap terjaga. Siklus sulfur terjadi dalam suatu rantai makanan, yang dimulai dari tumbuhan. Di dalam tubuh tumbuhan belerang dari dalam tanah digunakan sebagai penyusun protein. Hewan dan manusia mendapatkan belerang dengan jalan memakan tumbuhan. Jika tumbuhan dan hewan mati, jasad renik akan menguraikannya lagi menjadi gas atau menjadi  dan , yang mengandung unsur sulfur.
C.    Keseimbangan siklus ini perlu dijaga. Jika aktivitas manusia tidak memperhatikan lingkungan, keseimbangan unsur dalam siklus akan terganggu sehingga proporsi komponen yang seharusnya menjadi bergeser. Akibat ketidakseimbangan tersebut, terjadi berbagai masalah yang dampaknya tidak hanya berpengaruh terhadap manusia, tetapi juga terhadap lingkungan hidup, seperti terjadinya hujan asamyang disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil sertanitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Penggunaan bahan bakar fosil yang terlalu banyak melepaskan sulfur yang berlebih ke atmosfir yang kemudian akan bereaksi dengan gas-gas di atmosfir dan uap air, kemudian turun sebagai hujan asam yang bersifat merusak. Oleh karena itu pemahaman mengenai keseimbangan siklus biogeokimia diperlukan untuk membuat suatu rancangan manajemen lingkungan yang baik, termasuk lingkungan industri.



DAFTAR PUSTAKA
Buchari, dkk. 2001. Kimia Lingkungan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta.
Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-PRESS

Minggu, 23 September 2018

MAKALAH POPULASI


Makalah


EKOLOGI PERAIRAN


“POPULASI


Dosen pembimbing: Dr. Ani Suryanti S.Pi,M.Si




Di susun oleh:


DEWI RUTH NAINGGOLAN         NIM :170254245010
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2018












KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Populasi” yang menurut penulis dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajarinya.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon memaklumi bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang penulis buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini penulis mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.



Tanjungpinang, 23 September 2018




Penyusun

























BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
            Salah satu bagian dalam desain penelitian adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Dalam makalah ini akan membahas mengenai populasi. Sedikit pengertian dari populasi yaitu dalam Kamus Bahasa Indonesia populasi dapat berarti sekelompok orang, benda atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel; sekumpulan yang menjadi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dan menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti.
Sehingga populasi dalam statistika tidak terbatas pada sekelompok orang, tetapi juga binatang atau apa saja yang menjadi perhatian kita. Misalnya populasi bank swasta di Indonesia, tanaman, rumah, alat-alat perkantoran, dan jenis pekerjaan.
1.2 Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian populasi?
2.    Apa saja jenis-jenis populasi?
3.    Apa pengertian sampel?
4.    Bagaimana ciri-ciri sampel yang baik?
5.    Apa alasan menggunakan sampling?
6.    Apa keuntungan penggunaan sampel?
7.    Bagaimana cara mengambil sampel?
8.    Bagaimana cara menentukan sampel?
1.3   Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui pengertian populasi
2.    Untuk mengetahui jenis-jenis populasi
3.    Untuk mengetahui pengertian sampel
4.    Untuk mengetahui ciri-ciri sampel yang baik
5.    Untuk mengetahui alasan penggunaan sampling
6.    Untuk mengetahui keuntungan penggunaan sampel
7.    Untuk mengetahui  bagaimana cara mengambil sampel
8.    Untuk mengetahui bagaimana cara menentukan sampel


                                                                        BAB II
                                                                PEMBAHASAN

A.    Populasi
1.    Pengertian Populasi
Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti jumlah penduduk. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013: 117).  
Menurut Nazir (1983:327) mengatakan bahwa popuasi adalah berkenaan dengan data bukan barang atau bendanya. Pengertian lainnya, diungkapkan oleh Nawawi yang menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian. Sedangkan Ridwan (2002: 3) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran menjadi objek penelitian.
Menurut Margono (2010:118) populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. 
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya dalam Sugiyono (2006:117)
Menurut Muri (2007:182) secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik populasi adalah:
a.    Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan informasi yang akan diinginkan.
b.    Dapat berupa manusia/individu, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda atau objek maupun kejadian-kejadian yang terdapat dalam suatu area/ daerah tertentu yang telah ditetapkan.
c.    Merupakan batas-batas (boundary) yang mempunyai sifa-sifat tertentu yang memungkinkan peneliti menarik kesimpulan dari keadaan itu.
d.    Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil penelitian itu dapat digeneralisasikan.

2.    Jenis-Jenis Populasi 
Menurut Muri (2007:183) Populasi digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:
a.    Populasi terbatas (definite) yaitu objek penelitiannya dapat dihitung, seperti luas sawah, jumlah ternak, jumlah murid, dan jumlah mahasiswa.
b.    Populasi tak terbatas (infinite) yaitu objek penelitian yang mempunyai jumlah yang tak terbatas, atau sulit dihitung jumlahnya; seperti pasir di pantai.

Disamping itu persoalan populasi bagi suatu penelitian harus dibedakan ke dalam sifat berikut ini:
a.    Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya seorang dokter yang akan melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah saja.
b.    Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi uang unsur-unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. 

B.    Sampel
1.    Pengertian Sampel
Menurut Muri (2007:186) secara sederhana dapat dikatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut. Sedangkan menurut Suharsimi (2002:109), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Beberapa pendapat ahli tentang pengertian sampel adalah sebagai berikut:
a.    Sax (1979: 181) mengemukakan bahwa sampel adalah suatu jumlah yang terbatas dari unsur-unsur yang terpilih dari suatu populasi, unsur-unsur tersebut hendaklah mewakili populasi. 
b.    Warwick (1975:69) mengemukakan pula bahwa sampel adalah sebagian dari suatu hal yang luas, yang khusus dipilih untuk mewakili keseluruhan.
c.    Kerlinger (1973:118) menyatakan: Sampling is taking any portion of a population or universe as representative of that population or universe.
d.    Leedy (1980:111) mengemukakan bahwa sampel dipilih dengan hati-hati sehingga dengan melalui cara sedemikian peneliti akan dapat melihat karakteristik total populasi.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi betul-betul representatif (mewakili).

2.    Ciri-Ciri Sampel yang Baik
Berangkat dari berbagi pendapat yang telah diutarakan di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri sampel yang baik adalah:
a.    Sampel dipilih dengan cara hati-hati; dengan menggunakan cara tertentu dan benar.
b.    Sampel harus mewakili populasi, sehingga gambaran yang diberikan mewakili keseluruhan karakteristik yang terdapat pada populasi.
c.    Besarnya ukuran sampel hendaknya mempertimbangkan tingkat kesalahan sampel yang dapat ditolerir dan tingkat kepercayaan yang dapat diterima secara statistik.

3.    Alasan Sampling
Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel menurut Sudjana (2002:161) adalah :
a.    Ukuran populasi 
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu  sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu. Demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk mengumpulkan data dari populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia misalnya.
b.    Masalah biaya 
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih–lebih bila objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi biaya.
c.    Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang tersedia terbatas, dan kesimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel, dalam hal ini, lebih cepat.
d.    Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada sampel.
e.    Masalah ketelitian
Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat  dipertanggung jawabkan. Ketelitian ,dalam hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti akan menjadi bosan dlam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua, penelitian terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
f.    Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian  sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi

4.    Keuntungan Penggunaan Sampel
Ada beberapa keuntungan jika kita menggunakan sampel, yaitu
a.    Biaya menjadi berkurang
b.    Lebih cepat dalam pengumpulan dan pengolahan data
c.    Lebih akurat
d.    Lebih luas ruang cakupan penelitian

5.    Cara Pengambilan Sampel atau Teknik Sampling 
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik sampling pada dasarnya dikelompokan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non Probability sampling. Probability sampling meliputi, simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Non Probability sampling meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh dan snowball sampling (Sugiyono, 2012:81).

a.    Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi dipilih untuk menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi:
1)    Simple Random Sampling
Dikatan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada salam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

2)    Proportionate Stratified random sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

3)    Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.

4)    Cluster Sampling (Area Sampling)
Sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, missal penduduk suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
Tempat sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secra sampling juga.

b.    Nonprobability Sampling
Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi:

1)    Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sambil berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang, dari semua anggota itu diberi nomot urut yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima.

2)    Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan izin mendirikan bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Lalu pengumpulan data belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang ditentukan.

3)    Sampling Insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

4)    Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok digunakan pada penelitian kualitatif.

5)    Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila populasi yang relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

6)    Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang tetapi dengan dua  orang ini belim merasa lengkap terhadap data yang diberikan maka peneliti mencari orang yang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Penelitian kualitatif banyak menggunakan purposive dan snowball.
8. Menentukan Ukuran Sampel
Menentukan Ukuran Sampel
Jumlah ukuran sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelelitian itu akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin besar jumlah mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum) (Sugiyono, 2013:126).
Roscoe 1975 (Sugiyono:2013) memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran sampel:
1.      Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebayakan penelitian
2.      Jika sampel dipecah kedalaam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat.
3.      Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian.
4.      Untuk Penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eksperimen

5.      yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20
Beberapa rumus untuk menentukan jumlah sampel antara lain=
1.      Rumus Slovin
n =  
n= sampel: N = populasi: d= nilai presisi 95% atau sig= 0.05
2.      Tabel Issac dan Michael
s  =
 dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%.
P=Q= 0,5.
D= 0,05.
 S= jumlah sampel





                                                                             BAB III
                                                                           PENUTUP


A.    KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada bab II, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1.    Populasi seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.
2.    Jenis-jenis populasi adalah populasi terbatas dan populasi tidak terbatas.
3.    Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut atau sebagai wakil dari populasi yang diteliti.
4.    Ciri-ciri sampel yang baik adalah sampel dipilih dengan cara hati-hati, harus mewakili populasi dan besarnya ukuran sampel dapat diterima secara statistik. 
5.    Alasan penggunaan sampling adalah ukuran populasi, masalah biaya, masalah waktu, percobaan yang sifatnya merusak, masalah ketelitian dan masalah ekonomis.
6.    Keuntungan penggunaan sampel adalah biaya menjadi berkurang, lebih cepat dalam pengumpulan dan pengolahan data, lebih akurat dan lebih luas ruang cakupan penelitian.
7.    Cara mengambil sampel atau teknik sampling pada dasarnya dikelompokan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non Probability sampling.




                                                            DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2009. Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Darmadi, Hamid. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta
populasi-dan-sampel2.html. Akses tanggal 10 April 2014
Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Narbuko, Cholid dan Abu Achamadi.2013. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara
Nazir. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian. Malang: Andi yogyakarta
populasi-dan-sampel.html. Akses tanggal 10 April 2014
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Darsito.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta