EKOSISTEM

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA :
Dewi Ruth Nainggolan
NIM :
170254245010
DOSEN : Dr.Ani Suryanti S.Pi
M.Si
Mata
Kuliah : Ekologi Perairan
PRODI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2018
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Ekosistem”.
Penulis sendiri menyadari bahwasanya dalam penulisan makalah
ini masih terdapat begitu banyak kekurangan. Semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini belum
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan
sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Tanjungpinang,10 September 2018
Penulis
Daftar isi
Kata Pengantar............................................................................................................
i
Daftar Isi
....................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
I.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
I.3 Tujuan Penulisan............................................................................................ 2
I.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
I.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
I.3 Tujuan Penulisan............................................................................................ 2
BAB II
PEMBAHASAN
II.1
Pengertian
Ekosistem......................................................................................3
II.2 Komponen Penyusun Ekosistem.....................................................................3
II.3 Kesetimbangan Ekosistem..…........................................................................4
II.4 Aliran Energi dalam Ekosistem......................................................................5
II.2 Komponen Penyusun Ekosistem.....................................................................3
II.3 Kesetimbangan Ekosistem..…........................................................................4
II.4 Aliran Energi dalam Ekosistem......................................................................5
II.5 Jenis Ekosistem...............................................................................................5
BAB III
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan………………………………………………………….………9
Daftar
Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Didalam
lingkungan terjadi interaksi kisaran yang luas dan kompleks. Ini menunjukkan
semua organisme yang hidup dialam tidak dapat hidup sendiri melainkan harus
saling berinteraksi baik dengan alam (lingkungan). Organisme hidup dalam sebuah
sistem ditopang oleh berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling
berpengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kehidupan semua jenis
makhluk hidup saling mempengaruhi, sastra berinteraksi dengan alam membentuk
kesatuan disebut ekosistem. Ekosistem juga menunjukkan adanya interaksi
bolak-balik antara makhluk hidup (Biotik) dengan alam (abiotik).
Ekosistem
merupakan satu kesatuan fungsional yang didalamnya mengalir energi dan makanan
antara lingkungan fisik abiotik dengan lingkungan biotik. Lingkungan biotik dan
lingkungan abiotik secara terus-menerus memiliki dampang terhadap satu dan
lainnya. Sehingga menghasilkan suatu hubungan ketergantungan yang kompleks.Hal
tersebut dapat menciptakan keseimbangan alam dalam kehidupan adanya suatu
faktor dapat menyebabkan ketergantungan keseimbangan ekosistem itu akan
mengalami perubahan juga.
Fungsi
ekosistem menggambarkan hubungan sebab
akibat yang terjadi dalam sistem. Berdasarkan struktur dan fungsi ekosistem
maka perlu pemahaman lebih dan harus didukung oleh pengetahuan yang kompresif
berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan. Cabang biologi yang
mempelajari ekosistem adalah ekologi, ekologi berasal dari bahasa yunani yaitu
oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logis yang berarti liana.
Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antara makhluk
hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi kita akan tau bahwa makhluk hidup
sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungan.
Pembahsan
ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai penyusunannya
yaitu faktor abitotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain, suhu, kelembapan
udara, arah angin, intensitas cahaya, Ph tanah dan tinggi serasah (sampah
daun). Faktor biotik adalah faktor hidup yang terdiri dari manusia, hewan,
tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan
organisasi makhluk hidup yaitu populasi, komunikasi dan ekosistem yang saling
mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang saling mempengaruhi dan merupakan
suatu sistem yang menunjukkan kesalahan kompleks.
Ekosistem
tidak akan tetap selamanya, tetapi selalu mengalami perubahan. Antara faktor
biotik dan abiotik selalu mengadakan interaksi, hal inilah yang merupakan salah
satu penyebab perubahan-perubahan suatu ekosistem dapat disebabkan oleh proses
alamiah atau karena campur tangan manusia.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan ekosistem?
2. Apa
macam-macam komponen-komponen penyusun komunitas biologi?
3.
Bagiamana Kesetimbangan Ekosistem?
4.Apa yang di maksud dengan aliran
energi ekosistem?
5. Apa saja jenis ekosistem ?
1. Untuk
mengetahui dan menjelaskan arti ekosistem
2. Untuk mengetahui
dan menjelaskan komponen-komponen penyusun komunitas biologi
3. Untuk
mengetahui dan menjelaskan kesetimbangan Ekosistem
4. Untuk mengetahui aliran energi
dari ekosistem
5. Untuk mengetahui apa saja jenis
ekosistem
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Ekosistem
Ekosistem merupakan kesatuan fungsional antara makhluk hidup
dengan lingkungannya yang didalamnya terdapat hubungan dan interaksi yang
sangat erat dan saling memengaruhi. Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya dalam suatu ekosistem disebut
Ekologi.(Ferdinand, Factor,dkk.2009:22)
Ekologi berasal dari bahasa Yunani
yaitu oikos ( rumah atau tempat tiggal) dan logos (ilmu). Jadi Ekologi adalah
ilmu yang mempelajari interaksi antara
makhluk hidup dan interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya meliputi :
a. Individu
Individu
berasal dari kata latin IN (tidak) dan DIVIDUS (Dapat dibagi) , jadi individu
adalah organisme tunggal yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Contohnya seekor
kijang.
b. Populasi
Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang hidup pada
suatu daerah dalam waktu tertentu. Contohnya kumpulan kerbau di padang rumput.
c. Komunitas
Komunitas adalah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu
di daerah tertentu yang saling berinteraksi dan memengaruhi satu sama lain.
Jadi organisme dalam suatu ekosistem saling berhubungan dan berinteraksi.
Selain itu lingkungan juga memengaruhi kehidupan organisme.
d. Ekosistem
Ekosistem adalah antara komunitas dan lingkungan selalu terjadi interaksi.
Interaksi ini menciptakan kesatuan Ekologi. Komponen penyusun Ekosistem adalah
produsen (tumbuhan) , konsumen (herbivora,karnivora,dan omnivora) dan
Detemposer/pengurai (mikroorganisme). Hal-hal yang menyebabkan suatu ekosistem berbeda dengan Ekosistem yang lain adalah
jumlah dan jenis produsen, jumlah dan jenis konsumen ,keragaman mikroorganisme,
jumlah dan macam komponen Abiotik , kompleksitasa interaksi, dan berlangsungnya
berbagai proses daam suatu Ekosistem. Komponen Ekosistem selalu berhubungan dan
berinteraksi menurut dinamika tertentu. Interaksi antar organisme antar
populasi dan antar komunitas.(Herni.2009:31-32)
3
2.
Komponen Penyusun Ekosistem Biologi
Menurut Zoer
‘alni D.1.2003:15 Suatu Ekosistem disusun oleh dua komponen
utama , komponen utama yaitu komponen biotik, meliputi berbagai jenis makhluk
hidup dan komponen abiotik meliputi lingkungan fisik dan kimia(Lingkungan tak
hidup) :
a.
Komponen Biotik
Komponen Biotik suatu Ekosistem meliputi semua jenis makhluk
hidup , baik berupa tumbuhan,hewan,jamur,maupun mikroorganisme lain. Dalam
Ekosistem tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen,
dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Berdasarkan perannya komponen
biotik debedakan menjadi:
Komponen Autotrof
Komponen Heterotrof
Pengurai
b.
Komponen Abiotik
Caudil.2005 berpendapat bahwa Komponen Abiotik adalah semua faktor penyusun
Ekosistem yang terdiri dari benda-benda mati antara lain :
Oksigen
Kelembapan dan Suhu
Air dan Garam mineral
Cahaya Matahari
Tingkat keasaman tanah atau PH tanah.
3.
Kesetimbangan Ekosistem
Dalam suatu Ekosistem yang masih alami dan belum terganggu adanya
keseimbangan antara komponen penyusun Ekosistem tersebut. Keadaan seperti itu disebut juga sebagai Honeostatia, yaitu
kemampuan Ekosistem untuk dapat menahan berbagai perubahan dalam sistem secara
menyeluruh. Sistem yang dimaksud meliputi penyimpanan zat hara , pertumbuhan
dan perkembangan organisme yang ada, pelepasan zat hara dilingkungan,
reproduksi makhluk hidup yang telah mati.
a. Rantai Makanan
Rantai Makanan adalah peristiwa
makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan tertentu. Dalam Rantai
Makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen,konsumen,dan
dekomposer.
b. Jaring-Jaring Makanan
Jaring-Jaring makanan adalah
kumpulan dari rantai makanan yang saling berhubungan.
c. Paramida Makanan
Paramida Makanan adalah suatu
paramida yang menggambarkan jumlah individu pada setiap tingkat trofik dan
suatu Ekosistem (Cambell.2000.121)
4. Aliran Energy dalam Ekosistem
Produsen
dan konsumen membentuk aliran energi atau rantai makanan dan bersama dengan
pengurai terbentuklah daur materi. Sebuah ekosistem dapat berfungsi dengan
adanya aliran materi dan energi. Aliran tersebut mengalir dari mata rantai yang
satu ke mata rantai lain dalam suatu rantai makanan.
Materi adalah segala sesuatu yang
memiliki masa dan menempati ruang. Dalam peristiwa makan memakan, sebenarnya
terjadi pemindahan materi dari satu organisma yang dimakan ke organisma yang
memakannya. Organisma pemakan kemudian menumpuk materi dalam tubuhnya untuk
pertumbuhan dirinya dan mengatur proses metabolisme. Jika organisma tersebut
mati, maka materi mengalir ke pengurai atau jasad renik, demikian seterusnya.
Hukum
kekekalan energi dikenal juga dengan hukum thermodinamika. Hukum thermodinamika
I menyatakan bahwa energi dapat diubah dari satu bentuk menjadi bentuk lainnya,
tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Namun demikian, hukum
thermodinamika II (atau hukum konservasi entropi) menyatakan bahwa tidak ada
suatu proses pengubahan energi yang terjadi secara sempurna (100 %). Dalam
proses tertentu perubahan satu bentuk energi menjadi energi yang lain selalu
menghasilkan sisa yang tidak terpakai pada proses itu. Sisa energi yang tidak
terpakai itu disebut entropi. Karena entropi tersebut tidak terpakai dalam
proses tersebut, maka disebut pula sebagai limbah. Sumber energi dapat
bermacam-macam. Diantara sumber energi tersebut, matahari merupakan sumber
energi utama kehidupan. Tumbuhan berklorofil memanfaatkan cahaya matahari untuk
berfotosintesis. Organisma yang menggunakan energi cahaya untuk merubah zat
anorganik menjadi zat organik disebut kemoautotrof.(Ekologi, Iad, & Airlangga, 1935)
5.
Jenis Ekosistem
Istilah lain untuk ekosistem
tersebut adalah bioma. Walaupun kelihatannya bioma merupakan bagian dari
ekosistem tetapi bioma dapat pula diartikan sebagai ekosistem. Bioma dapat
diartikan sebagai suatu satuan komunitas pada suatu ekosistem sebagai hasil interaksi
iklim regional dengan biota dan substratnya. Iklim dan subtrat atau lahan
menentukan jenis biota yang hidup di suatu wilayah. Contohnya, vegetasi padang
rumput tumbuh pada wilayah dengan curah hujan terbatas. Berdasarkan jenisnya
ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem
darat dapat dibedakan menjadi sejumlah bioma, sedangkan ekosistem perairan
dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.(Haeckel et al., 1996)
1. Ekosistem darat Ekosistem yang lingkungan
fisiknya berupa daratan disebut ekosistem darat. Dalam ekosistem darat terdapat
sejumlah bioma, yaitu:
a. Bioma gurun
Bioma gurun terdapat di daerah
dengan curah hujan kurang dari 25 cm/tahun. Daerah tersebut terdapat di
sepanjang garis balik utara maupun selatan yang udaranya mengalami subsidensi
atau turun, sehingga terjadi pemampatan udara. Selain itu, bioma gurun juga
dapat ditemukan di daerah dekat arus laut dingin dan daerah bayangan hujan.
Selain ciri hujannya yang rendah, daerah gurun juga memiliki suhu yang tinggi
pada siang hari (bisa mencapai 450 C) dan suhu yang rendah pada malam hari
(bisa mencapai 00 C). Kondisi ini hanya mampu diadaptasi oleh tumbuhan tertentu
saja seperti kaktus. Hewan yang hidup di gurun juga sangat terbatas seperti
ular, kadal, katak, dan kalajengking.
b. Bioma padang rumput
Bioma padang rumput terbentuk di
daerah dengan curah hujan yang terbatas (25-30 cm/tahun), sehingga tidak mampu
mendukung terbentuknya hutan. Bioma ini dapat di jumpai di wilayah tropis
maupun sub tropis. Tumbuhan utama adalah terna (herbs) dan rumput, karena itu
di wilayah ini banyak hidup hewan pemakan rumput seperti zebra, bison, jerapah
dan lain-lain. Di samping itu, banyak pula ditemukan hewan pemangsa seperti
singa, anjing liar, srigala, ular dan lain-lain.
c. Bioma Hutan Basah
Bioma ini terbentuk di wilayah
dengan curah hujan yang cukup tinggi (200-225 cm/tahun) dan dapat dijumpai di
daerah tropika dan subtropika. Curah hujan yang tinggi sangat mendukung
tumbuhnya berbagai jenis tumbuhan dengan keragaman yang tinggi. Ketinggian
pohon dapat mencapai 20-40 m dan berdaun lebat hingga membentuk kanopi. Suhu
sepanjang hari sekitar 250 C dengan variasi yang cukup besar.
d. Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah
beriklim sedang atau di daerah dengan empat musim. Ciri-cirinya adalah curah
hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon yang dapat dijumpai di bioma ini
tidak serapat dan seberagam seperti di bioma hutan basah. Hewannya dapat
dijumpai diantaranya burung pelatuk, beruang, rubah, bajing, dan rakoon.
e. Bioma taiga
Sebelah selatan dari Tundra adalah
suatu formasi hutan yang terutama terdiri dari anggota-anggota kelompok pohon
jarum, sehingga taiga sering disebut hutan berdaun jarum (konifer). Batas
antara kedua wilayah tersebut sering disebut batas pohon karena merupakan batas
antara lingkungan yang masih memungkinkan tumbuhnya pohon dan yang tidak. Taiga
merupakan hutan yang hijau sepanjang tahun (evergreen), walaupun suhu pada
musim dingin dapat mencapat puluhan derajat di bawah nol. Biasanya taiga
merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap
sejenisnya. Hanya sedikit dijumpai semak dan tumbuhan basah. Kayu yang
dihasilkan dari hutan ini terutama dimanfaatkan untuk pembuatan kertas, korek
api, dan lain-lain. Hewan yang dapat dijumpai antara lain moose, beruang hitam,
ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
Ekosistem Air Tawar
Ekosistem air tawar memiliki
ciri-ciri antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan
terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Tumbuhan yang umumnya dijumpai adalah
ganggang dan tumbuhan biji.
Ekosistem air tawar dapat
dikelompokkan menjadi air tenang dan air mengalir. Danau dan rawa termasuk
ekosistem air tenang, sedangkan sungai termasuk ekosistem air mengalir .
f. Bioma tundra
Tundra berarti daratan tanpa pohon.
Wilayah ini terletak di sekitar kutub utara dengan suhu yang sangat dingin.
Tumbuhan yang mampu hidup di daerah ini hanya terdiri dari tumbuhan gulma
terutama berbagai tumbuhan sejenis rumput dan lumut kerak. Tumbuhan yang
dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang
pendek, dan rumput. Keadaan vegetasi tersebut mirip dengan vegetasi gurun
tetapi terdapat di daerah iklim dingin. Karena itulah, tundra sering disebut
gurun dingin (cold desert). Hewan yang menghuni bioma ini diantaranya muscox,
rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam. Wilayah
persebaran tundra terdapat di bagian utara Skandinavia, Finlandia, Rusia, Siberia,
dan Kanada.
2. Ekosistem Air Tawar
Ekosistem air tawar memiliki
ciri-ciri antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan
terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Tumbuhan yang umumnya dijumpai adalah
ganggang dan tumbuhan biji.
Ekosistem air tawar dapat
dikelompokkan menjadi air tenang dan air mengalir. Danau dan rawa termasuk
ekosistem air tenang, sedangkan sungai termasuk ekosistem air mengalir .
a. Danau
Danau merupakan suatu badan air yang
menggenang pada wilayah depresi atau cekungan dan luasnya mulai dari beberapa
meter persegi hingga ratusan meter persegi. Kondisi danau berbeda dilihat dari
kedalamannya. Karena itu, terdapat perbedaan komunitas tumbuhan dan hewan
berdasarkan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Danau dibagi menjadi 4 daerah
yang berbeda yaitu:
1)
Daerah litoral Daerah litoral
merupakan daerah dangkal, sehingga cahaya matahari menembus sampai ke dasar
danau secara optimal. Tumbuhan yang hidup di daerah ini merupakan tumbuhan air
yang berakar dan ada daun yang mencuat ke atas permukaan air. Berbagai jenis
ganggang, siput dan remis, ikan, amfibi, itik, angsa, kura-kura, dapat
ditemukan di wilayah ini.
2)
Daerah limnetik Lebih jauh dari daerah
litoral, terdapat daerah limnetik yang masih dapat ditembus oleh sinar
matahari. Fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri dapat ditemukan di
daerah ini. Sementara itu, Rotifera dan udang-udangan kecil memangsa
fitoplankton. Zooplankton tersebut kemudian menjadi sumber makanan bagi
ikan-ikan kecil. Ikan tersebut menjadi sumber makanan bagi ikan yang lebih
besar dan kemudian ikan yang lebih besar dimangsa oleh ular, kura-kura, dan
burung pemakan ikan.
3)
Daerah profundal Daerah profundal merupakan
daerah yang dalam dan merupakan daerah afotik danau. Cacing dan mikroba
menghuni daerah ini
4)
Daerah bentik Daerah bentik merupakan daerah
dasar danau. Di daerah ini dapat dijumpai organisma mati dan bentos.
Selain
berdasarkan jarak dan kedalaman, danau juga dapat dibedakan berdasarkan
produksi materi organiknya, yaitu: 1) Danau Oligotropik Danau oligotropik
merupakan danau yang dalam dan memiliki fitoplankton yang tidak produktif,
sehingga kekurangan makanan. Airnya yang jernih sekali, dihuni oleh sedikit
organisma, dan terdapat oksigen sepanjang tahun di dasar danau merupakan ciri
danau ini.
2) Danau Eutropik
Lain halnya dengan oligotropik,
danau eutropik merupakan danau yang dangkal memiliki fitoplankton yang
produktif, sehingga kaya akan kandungan makanan. Airnya keruh, terdapat
bermacam-macam organisma, dan oksigen terdapat di daerah profundal merupakan
ciri dari danau eutropik.
B. Sungai
Ekosistem sungai dapat merupakan
sebuah bioma dari sebuah ekosistem daratan yang besar. Tidak seperti danau yang
relatif diam, air sungai mengalir, sehingga tidak mendukung keberadaan
komunitas plankton untuk berdiam diri. Namun demikian, terjadi pula
fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat
mendukung rantai makanan.
3. Ekosistem air laut
Sebagaimana ekosistem daratan,
ekosistem air laut juga dapat dibedakan menjadi lautan, pantai, estuari, dan
terumbu karang. a. Laut
Sebagian besar permukaan bumi
merupakan lautan. Air laut memiliki kadar garam yang tinggi dengan suhu air
laut bervariasi. Di daerah tropik, suhu air laut dapat mencapai 250 C dan
antara suhu bagian permukaan dengan bagian bawah laut berbeda cukup besar.
Batas antara lapisan air yang hangat di bagian atas dan yang dingin di bagian
bawah dinamakan termoklin.
Berdasarkan
Berdasarkan kedalamannya, ekosistem
air laut dapat dibedakan menjadi:
1) Wilayah pasang (littoral)
Wilayah pasang berupakan bagian dari
laut yang dasarnya kering ketika terjadi surut. Ikan tidak bisa hidup pada
wilayah ini, tetapi beberapa jenis binatang dapat dijumpai pada wilayah ini.
2) Wilayah laut dangkal (neritic)
Sesuai dengan namanya, wilayah ini
relatif dangkal sehingga masih dimungkinkan sinar matahari masuk sampai ke
dasar laut. Indonesia memiliki wilayah laut dangkal yang cukup luas seperti
landas kontinen sunda (Laut Jawa, Laut Natuna, Riau Kepulauan, Selat Malaka)
dan landas kontinen sahul (Laut Arafuru). Wilayah-wilayah tersebut tentunya
menyimpan kekayaan berupa flora dan fauna. Ciri-ciri wilayah ini adalah: ?
paling dalam mencapai 150 meter. ? sinar matahari masih tembus sampai ke dasar
laut ? paling banyak dihuni oleh binatang dan tumbuhan laut
3) Wilayah Lautan Dalam (bathyal)
Wilayah ini berada pada kedalaman
antara 150 – 800 meter. Sinar matahari tidak mampu menembus sampai ke dasar
laut seperti pada wilayah laut dangkal. Dengan demikian, jumlah dan jenis
binatang yang hidup pada wilayah ini lebih sedikit dibanding wilayah laut
dangkal.
4) Wilayah Lautan Sangat Dalam
(abyssal)
Wilayah ini berada pada kedalaman di
atas 1800 meter. Dengan kedalaman tersebut, tumbuhan tidak mampu lagi bertahan
karena tidak ada sinar matahari. Karena itu jumlah dan jenis hewan pun
terbatas, kecuali hewan yang telah beradaptasi dengan lingkungan tersebut.
. Terumbu karang
Terumbu karang adalah sebuah tipe
ekosistem yang khas tropis. Ekosistem ini dapat dijumpai pada laut di daerah
tropis yang airnya jernih, sehingga cahaya matahari dapat menembus air dan
memungkinkan terjadinya fotosintesis. Komunitas ini didominasi oleh karang
(koral) yang merupakan kelompok Cnidaria. Terumbu karang juga sangat dikenal akan
keragaman jenisnya, termasuk ikan hias yang bernilai ekonomi tinggi. Karena
itulah, terumbu karang sangat rawan akan kerusakan.
Karang atau koral mensekresikan
kalsioum karbonat dan rangka dari kalsium karbonat memiliki bentuk yang unik
dan bermacam-macam.Karang juga menjadi organisma lainnya, termasuk ganggang.
Berbagai jenis invertebrata, mikroorganisma, ikan, siput, landak laut, gurita,
bintang laut dan lain-lain banyak dijumpai di terumbu karang.(Ekologi et al., 1935)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Komponen-komponen
penyusun komunitas biologi yaitu komponen Biotik yang terdiri dari makhluk
hidup dan komponen Abiotik yang terdiri dari benda mati.
2. Ekosistem merupakan
kesatuan fungsional antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang didalamnya
terdapat hubungan dan interaksi yang sangat erat dan saling memengaruhi.
3. Komponen Biotik
berupa tumbuhan,hewan,jamur,dan dekomposer.
4. Komponen Abiotik
berupa oksigen,kelembapan udara,suhu,air dan garam mineral, dan tingkat
keasaman tanah atau PH tanah
Daftar Pustaka
Cambell.2000.Biologi jilid 3 Edisi ke lima. Jakarta:
PT.Glora Aksara Pratama, Erlangga
Caudill.2005. Ekosistem dan kesejahteraan Manusia dan
Suatu Kerangka Pikir Untuk Penilaian. Jakarta: Millenium Ecosystem
Assessment
Ferdinand,Factor,dkk.2009.Praktis Belajar Biologi .ta : Visindo
Media Persada
Firmansyah.2009.Mudah dan Aktif Belajar Biologi.Jakarta:
Setia Purna Inves
Herni.2009. Belajar Dengan Biologi.Jakarta:
Erlangga
Zoer ‘aini.D.T.2003. Prisip-Prinsip Ekologi dan Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara
Ekologi, P., Iad,
T. I. M., & Airlangga, U. (1935). Prinsip-prinsip ekologi §, 1–10.
Haeckel, E., Odum,
M., Anatomi, M., Fisiologi, H., Ekologi, G., Mikrobiologi, M., & Ornitologi,
E. (1996). I 1.1., 1–105.
Pusat, K. (2006).
Universitas gadjah mada, 1–3.
Utomo, D. S. W.,
& dkk. (2014). Pengertian, Ruang Lingkup Ekologi dan Ekosistem, 1–31
Tidak ada komentar:
Posting Komentar