Selasa, 11 September 2018

Makalah Ekosistem

EKOSISTEM


D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA                        : Dewi Ruth Nainggolan
NIM                            : 170254245010
DOSEN                      : Dr.Ani Suryanti S.Pi M.Si
Mata Kuliah                : Ekologi Perairan


PRODI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2018








Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ekosistem”.
Penulis sendiri menyadari bahwasanya dalam penulisan makalah ini masih terdapat begitu banyak kekurangan. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Penulis  juga menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.






Tanjungpinang,10 September 2018



                                                Penulis













Daftar isi


Kata Pengantar............................................................................................................ i
Daftar Isi .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
I.1        Latar Belakang ..............................................................................................            1
I.2        Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
I.3        Tujuan Penulisan............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
II.1      Pengertian Ekosistem......................................................................................3
II.2      Komponen Penyusun Ekosistem.....................................................................3
II.3      Kesetimbangan Ekosistem..…........................................................................4
II.4      Aliran Energi dalam Ekosistem......................................................................5
II.5      Jenis Ekosistem...............................................................................................5

BAB III PENUTUP
IV.1     Kesimpulan………………………………………………………….………9
IV.2     Saran………………………………………………………….…..................9
Daftar Pustaka









BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
                  Didalam lingkungan terjadi interaksi kisaran yang luas dan kompleks. Ini menunjukkan semua organisme yang hidup dialam tidak dapat hidup sendiri melainkan harus saling berinteraksi baik dengan alam (lingkungan). Organisme hidup dalam sebuah sistem ditopang oleh berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling berpengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kehidupan semua jenis makhluk hidup saling mempengaruhi, sastra berinteraksi dengan alam membentuk kesatuan disebut ekosistem. Ekosistem juga menunjukkan adanya interaksi bolak-balik antara makhluk hidup (Biotik) dengan alam (abiotik).
                  Ekosistem merupakan satu kesatuan fungsional yang didalamnya mengalir energi dan makanan antara lingkungan fisik abiotik dengan lingkungan biotik. Lingkungan biotik dan lingkungan abiotik secara terus-menerus memiliki dampang terhadap satu dan lainnya. Sehingga menghasilkan suatu hubungan ketergantungan yang kompleks.Hal tersebut dapat menciptakan keseimbangan alam dalam kehidupan adanya suatu faktor dapat menyebabkan ketergantungan keseimbangan ekosistem itu akan mengalami perubahan juga.
                  Fungsi ekosistem menggambarkan  hubungan sebab akibat yang terjadi dalam sistem. Berdasarkan struktur dan fungsi ekosistem maka perlu pemahaman lebih dan harus didukung oleh pengetahuan yang kompresif berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan. Cabang biologi yang mempelajari ekosistem adalah ekologi, ekologi berasal dari bahasa yunani yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logis yang berarti liana. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi kita akan tau bahwa makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungan.
                  Pembahsan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai penyusunannya yaitu faktor abitotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain, suhu, kelembapan udara, arah angin, intensitas cahaya, Ph tanah dan tinggi serasah (sampah daun). Faktor biotik adalah faktor hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup yaitu populasi, komunikasi dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesalahan kompleks.
                  Ekosistem tidak akan tetap selamanya, tetapi selalu mengalami perubahan. Antara faktor biotik dan abiotik selalu mengadakan interaksi, hal inilah yang merupakan salah satu penyebab perubahan-perubahan suatu ekosistem dapat disebabkan oleh proses alamiah atau karena campur tangan manusia.

I.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ekosistem?
2. Apa macam-macam komponen-komponen penyusun komunitas biologi?
3. Bagiamana Kesetimbangan Ekosistem?
4.Apa yang di maksud dengan aliran energi ekosistem?
5. Apa saja jenis ekosistem ?


 I.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan arti ekosistem
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan komponen-komponen penyusun komunitas biologi
3. Untuk mengetahui dan menjelaskan kesetimbangan Ekosistem
4. Untuk mengetahui aliran energi dari ekosistem
5. Untuk mengetahui apa saja jenis ekosistem           






BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Ekosistem
Ekosistem merupakan kesatuan fungsional antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang didalamnya terdapat hubungan dan interaksi yang sangat erat dan saling memengaruhi. Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya dalam suatu ekosistem disebut Ekologi.(Ferdinand, Factor,dkk.2009:22)
            Ekologi berasal dari bahasa Yunani yaitu oikos ( rumah atau tempat tiggal) dan logos (ilmu). Jadi Ekologi adalah ilmu yang mempelajari  interaksi antara makhluk hidup dan interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya meliputi :
a.       Individu
Individu berasal dari kata latin IN (tidak) dan DIVIDUS (Dapat dibagi) , jadi individu adalah organisme tunggal yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Contohnya seekor kijang.
b.      Populasi
Populasi adalah  kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Contohnya kumpulan kerbau di padang rumput.
c.       Komunitas
Komunitas adalah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu di daerah tertentu yang saling berinteraksi dan memengaruhi satu sama lain. Jadi organisme dalam suatu ekosistem saling berhubungan dan berinteraksi. Selain itu lingkungan juga memengaruhi kehidupan organisme.
d.      Ekosistem
Ekosistem adalah antara komunitas dan lingkungan selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan Ekologi. Komponen penyusun Ekosistem adalah produsen (tumbuhan) , konsumen (herbivora,karnivora,dan omnivora) dan Detemposer/pengurai (mikroorganisme). Hal-hal yang menyebabkan suatu ekosistem berbeda dengan Ekosistem yang lain adalah jumlah dan jenis produsen, jumlah dan jenis konsumen ,keragaman mikroorganisme, jumlah dan macam komponen Abiotik , kompleksitasa interaksi, dan berlangsungnya berbagai proses daam suatu Ekosistem. Komponen Ekosistem selalu berhubungan dan berinteraksi menurut dinamika tertentu. Interaksi antar organisme antar populasi dan antar komunitas.(Herni.2009:31-32)
3

2.      Komponen Penyusun Ekosistem Biologi
            Menurut  Zoer  ‘alni D.1.2003:15 Suatu Ekosistem disusun oleh dua komponen utama , komponen utama yaitu komponen biotik, meliputi berbagai jenis makhluk hidup dan komponen abiotik meliputi lingkungan fisik dan kimia(Lingkungan tak hidup) :
a.       Komponen Biotik
Komponen Biotik suatu Ekosistem meliputi semua jenis makhluk hidup , baik berupa tumbuhan,hewan,jamur,maupun mikroorganisme lain. Dalam Ekosistem tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme  berperan sebagai  dekomposer. Berdasarkan perannya komponen biotik debedakan    menjadi:
  Komponen Autotrof
  Komponen Heterotrof
  Pengurai


b.      Komponen Abiotik
            Caudil.2005 berpendapat bahwa  Komponen Abiotik adalah semua faktor penyusun Ekosistem yang terdiri dari benda-benda mati antara lain :
  Oksigen
  Kelembapan dan Suhu
  Air dan Garam mineral
  Cahaya Matahari
  Tingkat keasaman tanah atau PH tanah.

3.      Kesetimbangan Ekosistem
            Dalam suatu Ekosistem  yang masih alami dan belum terganggu adanya keseimbangan antara komponen penyusun Ekosistem tersebut. Keadaan seperti  itu disebut juga sebagai Honeostatia, yaitu kemampuan Ekosistem untuk dapat menahan berbagai perubahan dalam sistem secara menyeluruh. Sistem yang dimaksud meliputi penyimpanan zat hara , pertumbuhan dan perkembangan organisme yang ada, pelepasan zat hara dilingkungan, reproduksi makhluk hidup yang telah mati.
a.       Rantai Makanan
            Rantai Makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan tertentu. Dalam Rantai Makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen,konsumen,dan dekomposer.
b.      Jaring-Jaring Makanan
            Jaring-Jaring makanan adalah kumpulan dari rantai makanan yang saling berhubungan.
c.       Paramida Makanan
            Paramida Makanan adalah suatu paramida yang menggambarkan jumlah individu pada setiap tingkat trofik dan suatu Ekosistem (Cambell.2000.121)

 4. Aliran Energy dalam Ekosistem
Produsen dan konsumen membentuk aliran energi atau rantai makanan dan bersama dengan pengurai terbentuklah daur materi. Sebuah ekosistem dapat berfungsi dengan adanya aliran materi dan energi. Aliran tersebut mengalir dari mata rantai yang satu ke mata rantai lain dalam suatu rantai makanan.
Materi adalah segala sesuatu yang memiliki masa dan menempati ruang. Dalam peristiwa makan memakan, sebenarnya terjadi pemindahan materi dari satu organisma yang dimakan ke organisma yang memakannya. Organisma pemakan kemudian menumpuk materi dalam tubuhnya untuk pertumbuhan dirinya dan mengatur proses metabolisme. Jika organisma tersebut mati, maka materi mengalir ke pengurai atau jasad renik, demikian seterusnya.
Hukum kekekalan energi dikenal juga dengan hukum thermodinamika. Hukum thermodinamika I menyatakan bahwa energi dapat diubah dari satu bentuk menjadi bentuk lainnya, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Namun demikian, hukum thermodinamika II (atau hukum konservasi entropi) menyatakan bahwa tidak ada suatu proses pengubahan energi yang terjadi secara sempurna (100 %). Dalam proses tertentu perubahan satu bentuk energi menjadi energi yang lain selalu menghasilkan sisa yang tidak terpakai pada proses itu. Sisa energi yang tidak terpakai itu disebut entropi. Karena entropi tersebut tidak terpakai dalam proses tersebut, maka disebut pula sebagai limbah. Sumber energi dapat bermacam-macam. Diantara sumber energi tersebut, matahari merupakan sumber energi utama kehidupan. Tumbuhan berklorofil memanfaatkan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Organisma yang menggunakan energi cahaya untuk merubah zat anorganik menjadi zat organik disebut kemoautotrof.(Ekologi, Iad, & Airlangga, 1935)

5. Jenis Ekosistem
Istilah lain untuk ekosistem tersebut adalah bioma. Walaupun kelihatannya bioma merupakan bagian dari ekosistem tetapi bioma dapat pula diartikan sebagai ekosistem. Bioma dapat diartikan sebagai suatu satuan komunitas pada suatu ekosistem sebagai hasil interaksi iklim regional dengan biota dan substratnya. Iklim dan subtrat atau lahan menentukan jenis biota yang hidup di suatu wilayah. Contohnya, vegetasi padang rumput tumbuh pada wilayah dengan curah hujan terbatas. Berdasarkan jenisnya ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem darat dapat dibedakan menjadi sejumlah bioma, sedangkan ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.(Haeckel et al., 1996)
1.      Ekosistem darat Ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan disebut ekosistem darat. Dalam ekosistem darat terdapat sejumlah bioma, yaitu:
a. Bioma gurun
Bioma gurun terdapat di daerah dengan curah hujan kurang dari 25 cm/tahun. Daerah tersebut terdapat di sepanjang garis balik utara maupun selatan yang udaranya mengalami subsidensi atau turun, sehingga terjadi pemampatan udara. Selain itu, bioma gurun juga dapat ditemukan di daerah dekat arus laut dingin dan daerah bayangan hujan. Selain ciri hujannya yang rendah, daerah gurun juga memiliki suhu yang tinggi pada siang hari (bisa mencapai 450 C) dan suhu yang rendah pada malam hari (bisa mencapai 00 C). Kondisi ini hanya mampu diadaptasi oleh tumbuhan tertentu saja seperti kaktus. Hewan yang hidup di gurun juga sangat terbatas seperti ular, kadal, katak, dan kalajengking.

b. Bioma padang rumput
Bioma padang rumput terbentuk di daerah dengan curah hujan yang terbatas (25-30 cm/tahun), sehingga tidak mampu mendukung terbentuknya hutan. Bioma ini dapat di jumpai di wilayah tropis maupun sub tropis. Tumbuhan utama adalah terna (herbs) dan rumput, karena itu di wilayah ini banyak hidup hewan pemakan rumput seperti zebra, bison, jerapah dan lain-lain. Di samping itu, banyak pula ditemukan hewan pemangsa seperti singa, anjing liar, srigala, ular dan lain-lain.
c. Bioma Hutan Basah
Bioma ini terbentuk di wilayah dengan curah hujan yang cukup tinggi (200-225 cm/tahun) dan dapat dijumpai di daerah tropika dan subtropika. Curah hujan yang tinggi sangat mendukung tumbuhnya berbagai jenis tumbuhan dengan keragaman yang tinggi. Ketinggian pohon dapat mencapai 20-40 m dan berdaun lebat hingga membentuk kanopi. Suhu sepanjang hari sekitar 250 C dengan variasi yang cukup besar.
d. Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang atau di daerah dengan empat musim. Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon yang dapat dijumpai di bioma ini tidak serapat dan seberagam seperti di bioma hutan basah. Hewannya dapat dijumpai diantaranya burung pelatuk, beruang, rubah, bajing, dan rakoon.
e. Bioma taiga
Sebelah selatan dari Tundra adalah suatu formasi hutan yang terutama terdiri dari anggota-anggota kelompok pohon jarum, sehingga taiga sering disebut hutan berdaun jarum (konifer). Batas antara kedua wilayah tersebut sering disebut batas pohon karena merupakan batas antara lingkungan yang masih memungkinkan tumbuhnya pohon dan yang tidak. Taiga merupakan hutan yang hijau sepanjang tahun (evergreen), walaupun suhu pada musim dingin dapat mencapat puluhan derajat di bawah nol. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Hanya sedikit dijumpai semak dan tumbuhan basah. Kayu yang dihasilkan dari hutan ini terutama dimanfaatkan untuk pembuatan kertas, korek api, dan lain-lain. Hewan yang dapat dijumpai antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
Ekosistem Air Tawar
Ekosistem air tawar memiliki ciri-ciri antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Tumbuhan yang umumnya dijumpai adalah ganggang dan tumbuhan biji.
Ekosistem air tawar dapat dikelompokkan menjadi air tenang dan air mengalir. Danau dan rawa termasuk ekosistem air tenang, sedangkan sungai termasuk ekosistem air mengalir .
f. Bioma tundra
Tundra berarti daratan tanpa pohon. Wilayah ini terletak di sekitar kutub utara dengan suhu yang sangat dingin. Tumbuhan yang mampu hidup di daerah ini hanya terdiri dari tumbuhan gulma terutama berbagai tumbuhan sejenis rumput dan lumut kerak. Tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Keadaan vegetasi tersebut mirip dengan vegetasi gurun tetapi terdapat di daerah iklim dingin. Karena itulah, tundra sering disebut gurun dingin (cold desert). Hewan yang menghuni bioma ini diantaranya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam. Wilayah persebaran tundra terdapat di bagian utara Skandinavia, Finlandia, Rusia, Siberia, dan Kanada.

2. Ekosistem Air Tawar
Ekosistem air tawar memiliki ciri-ciri antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Tumbuhan yang umumnya dijumpai adalah ganggang dan tumbuhan biji.
Ekosistem air tawar dapat dikelompokkan menjadi air tenang dan air mengalir. Danau dan rawa termasuk ekosistem air tenang, sedangkan sungai termasuk ekosistem air mengalir .
a. Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang pada wilayah depresi atau cekungan dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi. Kondisi danau berbeda dilihat dari kedalamannya. Karena itu, terdapat perbedaan komunitas tumbuhan dan hewan berdasarkan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Danau dibagi menjadi 4 daerah yang berbeda yaitu:
1)      Daerah litoral Daerah litoral merupakan daerah dangkal, sehingga cahaya matahari menembus sampai ke dasar danau secara optimal. Tumbuhan yang hidup di daerah ini merupakan tumbuhan air yang berakar dan ada daun yang mencuat ke atas permukaan air. Berbagai jenis ganggang, siput dan remis, ikan, amfibi, itik, angsa, kura-kura, dapat ditemukan di wilayah ini.
2)       Daerah limnetik Lebih jauh dari daerah litoral, terdapat daerah limnetik yang masih dapat ditembus oleh sinar matahari. Fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri dapat ditemukan di daerah ini. Sementara itu, Rotifera dan udang-udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton tersebut kemudian menjadi sumber makanan bagi ikan-ikan kecil. Ikan tersebut menjadi sumber makanan bagi ikan yang lebih besar dan kemudian ikan yang lebih besar dimangsa oleh ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.
3)       Daerah profundal Daerah profundal merupakan daerah yang dalam dan merupakan daerah afotik danau. Cacing dan mikroba menghuni daerah ini
4)       Daerah bentik Daerah bentik merupakan daerah dasar danau. Di daerah ini dapat dijumpai organisma mati dan bentos.

Selain berdasarkan jarak dan kedalaman, danau juga dapat dibedakan berdasarkan produksi materi organiknya, yaitu: 1) Danau Oligotropik Danau oligotropik merupakan danau yang dalam dan memiliki fitoplankton yang tidak produktif, sehingga kekurangan makanan. Airnya yang jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisma, dan terdapat oksigen sepanjang tahun di dasar danau merupakan ciri danau ini.

2) Danau Eutropik
Lain halnya dengan oligotropik, danau eutropik merupakan danau yang dangkal memiliki fitoplankton yang produktif, sehingga kaya akan kandungan makanan. Airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisma, dan oksigen terdapat di daerah profundal merupakan ciri dari danau eutropik.

B. Sungai
Ekosistem sungai dapat merupakan sebuah bioma dari sebuah ekosistem daratan yang besar. Tidak seperti danau yang relatif diam, air sungai mengalir, sehingga tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri. Namun demikian, terjadi pula fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.
3. Ekosistem air laut
Sebagaimana ekosistem daratan, ekosistem air laut juga dapat dibedakan menjadi lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang. a. Laut
Sebagian besar permukaan bumi merupakan lautan. Air laut memiliki kadar garam yang tinggi dengan suhu air laut bervariasi. Di daerah tropik, suhu air laut dapat mencapai 250 C dan antara suhu bagian permukaan dengan bagian bawah laut berbeda cukup besar. Batas antara lapisan air yang hangat di bagian atas dan yang dingin di bagian bawah dinamakan termoklin.
Berdasarkan
Berdasarkan kedalamannya, ekosistem air laut dapat dibedakan menjadi:
1) Wilayah pasang (littoral)
Wilayah pasang berupakan bagian dari laut yang dasarnya kering ketika terjadi surut. Ikan tidak bisa hidup pada wilayah ini, tetapi beberapa jenis binatang dapat dijumpai pada wilayah ini.

2) Wilayah laut dangkal (neritic)
Sesuai dengan namanya, wilayah ini relatif dangkal sehingga masih dimungkinkan sinar matahari masuk sampai ke dasar laut. Indonesia memiliki wilayah laut dangkal yang cukup luas seperti landas kontinen sunda (Laut Jawa, Laut Natuna, Riau Kepulauan, Selat Malaka) dan landas kontinen sahul (Laut Arafuru). Wilayah-wilayah tersebut tentunya menyimpan kekayaan berupa flora dan fauna. Ciri-ciri wilayah ini adalah: ? paling dalam mencapai 150 meter. ? sinar matahari masih tembus sampai ke dasar laut ? paling banyak dihuni oleh binatang dan tumbuhan laut

3) Wilayah Lautan Dalam (bathyal)
Wilayah ini berada pada kedalaman antara 150 – 800 meter. Sinar matahari tidak mampu menembus sampai ke dasar laut seperti pada wilayah laut dangkal. Dengan demikian, jumlah dan jenis binatang yang hidup pada wilayah ini lebih sedikit dibanding wilayah laut dangkal.

4) Wilayah Lautan Sangat Dalam (abyssal)
Wilayah ini berada pada kedalaman di atas 1800 meter. Dengan kedalaman tersebut, tumbuhan tidak mampu lagi bertahan karena tidak ada sinar matahari. Karena itu jumlah dan jenis hewan pun terbatas, kecuali hewan yang telah beradaptasi dengan lingkungan tersebut.


            . Terumbu karang
Terumbu karang adalah sebuah tipe ekosistem yang khas tropis. Ekosistem ini dapat dijumpai pada laut di daerah tropis yang airnya jernih, sehingga cahaya matahari dapat menembus air dan memungkinkan terjadinya fotosintesis. Komunitas ini didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria. Terumbu karang juga sangat dikenal akan keragaman jenisnya, termasuk ikan hias yang bernilai ekonomi tinggi. Karena itulah, terumbu karang sangat rawan akan kerusakan.
Karang atau koral mensekresikan kalsioum karbonat dan rangka dari kalsium karbonat memiliki bentuk yang unik dan bermacam-macam.Karang juga menjadi organisma lainnya, termasuk ganggang. Berbagai jenis invertebrata, mikroorganisma, ikan, siput, landak laut, gurita, bintang laut dan lain-lain banyak dijumpai di terumbu karang.(Ekologi et al., 1935)







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.   Komponen-komponen penyusun komunitas biologi yaitu komponen Biotik yang terdiri dari makhluk hidup dan komponen Abiotik yang terdiri dari benda mati.
2.  Ekosistem merupakan kesatuan fungsional antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang didalamnya terdapat hubungan dan interaksi yang sangat erat dan saling memengaruhi.
3.   Komponen Biotik berupa tumbuhan,hewan,jamur,dan dekomposer.
4.   Komponen Abiotik berupa oksigen,kelembapan udara,suhu,air dan garam mineral, dan tingkat keasaman tanah atau PH tanah










Daftar Pustaka

Cambell.2000.Biologi jilid 3 Edisi ke lima. Jakarta: PT.Glora Aksara Pratama, Erlangga
Caudill.2005. Ekosistem dan kesejahteraan Manusia dan Suatu Kerangka Pikir Untuk Penilaian. Jakarta: Millenium Ecosystem Assessment
Ferdinand,Factor,dkk.2009.Praktis Belajar Biologi .ta : Visindo Media Persada
Firmansyah.2009.Mudah dan Aktif Belajar Biologi.Jakarta: Setia Purna Inves
Herni.2009. Belajar Dengan Biologi.Jakarta: Erlangga
 Zoer ‘aini.D.T.2003. Prisip-Prinsip Ekologi dan Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara
Ekologi, P., Iad, T. I. M., & Airlangga, U. (1935). Prinsip-prinsip ekologi §, 1–10.
Haeckel, E., Odum, M., Anatomi, M., Fisiologi, H., Ekologi, G., Mikrobiologi, M., & Ornitologi, E. (1996). I 1.1., 1–105.
Pusat, K. (2006). Universitas gadjah mada, 1–3.
Utomo, D. S. W., & dkk. (2014). Pengertian, Ruang Lingkup Ekologi dan Ekosistem, 1–31



Tidak ada komentar:

Posting Komentar